Pages

BERSAKSI, BERSEKUTU, MELAYANI

BERSAKSI, BERSEKUTU, MELAYANI

Banner 468 x 60px

 

Friday, 24 February 2023

NATAL DAN TAHUN BARU GKE DKI JAKARTA

0 comments

Jika pada tahun tahun sebelumnya, Jemaat GKE DKI Jakarta merayakan natal di Gedung yang disewa, maka berbeda dengan perayaan natal pada tahun ini. Sabtu, 21 Januari 2023, untuk pertama kalinya jemaat GKE DKI Jakarta melaksanakan perayaan Natal di Aula Antiokhia. MPH Jemaat GKE DKI Jakarta dan Panitia Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 sepakat bahwa perayaan natal menggunakan Aula sendiri. Meskipun memang disadari juga, bahwa kapasitas aula tersebut (termasuk di halaman depan dan belakang aula) hanya berkisar 200 sd 250 orang.


Natal adalah salah satu hari besar bagi umat kristiani. Pada beberapa daerah, perayaan natal dimulai pada pertengahan November hingga pertengahan atau akhir Januari. Sebenarnya ada beberapa hari besar umat kristiani selain natal, misalnya hari Pentakosta, Jumat Agung dan Paskah. Umumnya, perayaan natal dirayakan lebih meriah dibandingkan dengan perayaan hari besar lainnya. Dikutip dari Situs Natal Indonesia (natal.sabda.org),terdapat beberapa pendapat yang menjadi alasan mengapa Perayaan Natal lebih meriah dibandingkan yang lainnya, yaitu antara lain:

Natal dirayakan pada akhir tahun (bulan Desember) dan sangat dekat dengan pergantian tahun yang diperingati di seluruh dunia. Pada akhir tahun umumnya para pekerja mendapatkan bonus dan mengambil cuti tahunannya. Momen tersebut terbaca oleh kaum kapitalis sebagai peluang emas untuk mengeduk keuntungan secara besar-besaran tanpa memperdulikan arti Natal yang sesungguhnya, sehingga mengaburkan kesakralan Natal dengan membuat promosi besar-besaran. Untuk suku tertentu di Indonesia yang juga beragama Kristen, justru lebih mengutamakan pergantian tahun dengan melakukan ibadah tutup tahun, makan, minum dan saling berkunjung di dini hari pergantian tahun, dibandingkan perayaan Natalnya (menurut Roditus).


Menurut Indriatmo, salah satu komentator pada situs tersebut, alasan mengapa Natal dirayakan dengan lebih meriah, karena:

1. Natal dirayakan dekat dengan tahun baru. Seluruh bangsa di dunia saat ini merayakan pergantian tahun dengan meriah, dan Natal selalu dikaitkan dengan tahun baru - sehingga ucapan selamatnya berupa: Selamat Natal dan Tahun Baru.

2. Untuk orang Kristen, libur Natal biasanya dilanjutkan dengan libur tahun baru

3. Hari kelahiran umumnya lebih dirayakan dibandingkan dengan hari kematian.

4. Adanya komersialisasi Natal. Kemeriahan di tempat perdagangan dan hiburan - membuat suasana meriah terbawa juga ke dalam gereja.

5. Negara Eropa sedang dalam musim dingin


Sedangkan menurut Naomi, juga penanggap pada situs tersebut, memberikan pendapatnya bahwa  perayaan Natal  sudah disusupi dengan tradisi lain; selain itu juga dikarenan natur manusia itu sendiri. Manusia akan mengarah kepada sukacita kalau ada kelahiran anak; dan dukacita kalau ada kematian.


Alasan-alasan yang dikemukakan di atas, sebenarnya adalah pendapat pribadi masing-masing. Namun faktanya, semarak natal lebih terasa dibandingkan hari besar kristiani lainnya.

 

Sejak dibuka pada tahun 2017, Jemaat GKE DKI Jakarta telah melaksanakan perayaan natal. Natal perdana tersebut diketuai oleh Alm Bpk Pnt. Paskatu Hardinata. Natal perdana tersebut dilaksanakan di Gedung Manggala Wanabakti (milik KLHK). Tidak kurang dari 1000 undangan hadir pada Perayaan Natal tersebut. Tidak saja tahun 2017, tahun 2018 dan 2019 pun, Jemaat GKE DKI Jakarta merayakan natal di tempat yang sama.


Tahun 2020 dan tahun 2021 (masa pandemi c19), perayaan natal jemaat GKE DKI Jakarta dilaksanakan secara virtual.


Perayaan natal tahun 2022 dan perayaan tahun baru 2023 yang dilaksanakan pada 21 Januari 2023 diketuai oleh Dkn Indri Sinta Mahar, berdasarkan SK MPH Jemaat GKE DKI Jakarta nomor 2/SK/MPH-MJGKE/DKI/IX/2022. Pnt. Hambit Maseh sebagai Wakil Ketua, Purwanto sebagai sekretaris dan Pnt Christien Ekana sebagai Bendahara.


Sebagai rangkaian penutup kegiatan perayaan natal adalah penyampaian laporan kegiatan panitia natal kepada MPH Jemaat GKE DKI Jakarta, rapat evaluasi sekaligus pembubaran panitia.


Saat ini, panitia natal tengah mempersiapkan laporan kegiatan.


Meeting Panitia Inti (sumber: Hambit Maseh)

Sukses selalu buat Pantal Jemaat GKE DKI Jakarta. Bravo. TYM

Read more...

Wednesday, 22 February 2023

DOKUMENTASI IBADAH KELUARGA JEMAAT GKE DKI JAKARTA, 22 FEB 2023 KEL RITA MANIK

0 comments

 Jemaat GKE DKI Jakarta melaksanakan Ibadah Keluarga, setiap hari Rabu, pukul 19.00 WIB.

Ibadah dilaksanakan secara hybrid.

Tempat: Aula Antiokhia, Jln Dewi Sartika, no 136. Cawang Jakarta Timur.

Renungan Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt Edi Liverda.





Doa Syafaat


Pembacaan Ayat Alkitab oleh Ibu Rita Manik



Pembacaan Nas Alkitab oleh Ibu Rita Manik





Sambutan pengantar dari Tuan Rumah (Ibu Rita Manik)

Penyampaian Renungan FT

Liturgos: Pdt Ina Sisani










Pengantar dari Majelis Jemaat disampaikan oleh Pnt Christien Ekana Binti

Read more...

Wednesday, 15 February 2023

Memetik Pelajaran dari Tulisan Bapak Pdt Osias Kause, M.Th.

0 comments
Beberapa waktu yang lalu, saat berselancar di internet, tidak sengaja menemukan tulisan Bpk Pdt Osias Kause. Tulisan tersebut dimuat dalam jurnal Luxnos, milik STT Pelita Dunia. Judul yang diberikan pada tulisan tersebut yaitu Peran Jemaat Bagi Pertumbuhan Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Maranatha Topan. 
Meskipun judulnya menuliskan peran jemaat, namun apabila dilihat lebih mendalam, banyak pesan yang bisa jadi pegangan bagi para pekerja gereja atau para hamba Tuhan.


Dalam analisa beliau, setidaknya terdapat 8 faktor yang menghambat Pertumbuhan Gereja di Jemaat GKE Maranatha Topan, yaitu:
  1. Kurangnya dukungan orang tua terhadap Ibadah Sekolah Hari Minggu. Tidak hadirnya orang tua pada Ibadah Minggu, otomatis anaknya tidak ikut Ibadah Sekolah Hari Minggu.
  2. Tidak adanya pendeta yang melayani untuk pelayanan Kategorial SPRP. 
  3. Adanya polarisasi dalam jemaat. Terdapat hubungan yang tidak harmonis antar warga jemaat.
  4. Jemaat dipimpin oleh orang yang tidak mempunyai kecakapan dalam menggerakan jemaat. Ketua majelis dipimpin oleh orang awam. 
  5. Hamba Tuhan/Pendeta yang melayani kurang memiliki keberanian untuk melakukan perubahan. Kurang termotivasi untuk mengembangkan gereja.
  6. Tingkat Pendidikan jemaat yang rendah dan tidak mempunyai visi atau kesadaran untuk mengembangkan gereja.
  7. Okultisme. Banyak warga jemaat GKE Maranatha Topan yang lebih percaya pada praktik perdukunan untuk mengatasi berbagai masalah kehidupan, termasuk saat sakit.
  8. Kurangnya pembinaan dalam jemaat karena pengurus sendiri belum memiliki kecakapan dalam melayani.
Dalam tulisannya, Bpk Osias Kause juga memberikan langkah strategi Misi Jemaat Dalam rangka Pertumbuhan Jemaat GKE Topan, Resort Nanga Tebidah, Sintang, yaitu:
  1. Pembenahan Organisasi
  2. Pengefektifan Kepimpinan. Sebaiknya Majelis Jemaat dipimpin oleh hamba Tuhan/Pendeta yang telah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin. Serta terus meningkatkan kemampuan diri dengan terus belajar.
  3. Mengoptimalkan sumber daya dan dana yang ada. Memilih pengurus/bendahara yang dapat dipercaya oleh jemaat.
  4. Pendeta/vikaris yang melayani harus berani untuk menangkap kesempatan, jangan takut mencoba demi pertumbuhan jemaat.
  5. Kunjungan pastoral. Ini sangat penting guna memotivasi jemaat.
  6. Melaksanakan Persekutuan rumah. Kegiatan ini berbeda dengan Kebaktian Keluarga. Persekutuan jemaat rumah diharapkan dapat menghilangkan seteru antar jemaat.
  7. Kebaktian Rumah Tangga.

Bagi saya, apa yang dituliskan oleh Pdt Osias tersebut terkait kondisi Jemaat GKE Maranatha Topan tersebut, mungkin saja, banyak terjadi di jemaat yang lain dan langkah strategi yang direkomendasikan tersebut dapat menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi.


Semoga tulisan Bpk Osias tersebut dapat menggugah kita semua agar dapat berkontribusi secara maksimal dalam mendorong pertumbuhan gereja/jemaat.


Tulisan lengkap dapat dibaca via tautan berikut: 

https://luxnos.sttpd.ac.id/index.php/20_luxnos_20/article/download/kause_2021/kause_2021/609


Pdt Osias Kause, M.Th. 

Pendeta Resort GKE Pangkalan Bun, GKE Efata, Jemaat Pasir Panjang

(Pernah bertugas sebagai Ketua Majelis Resort GKE  Nanga Tebidah, Sintang, Kalbar)


Read more...

Sunday, 12 February 2023

KEPEDULIAN YANG MENGESANKAN

0 comments

Kemaren, saya mengikuti rapat evaluasi anggaran tahun 2022 di gereja kami. Rapat MPH. sudah lama saya tidak mengikuti rapat MPH. bukan karena saya tidak mau ikut rapat, tapi karena memang sudah lama rapat mph tidak dilaksanakan. kalau tidak salah ingat, terakhir rapat MPH dilaksanakan pada 31 Agustus yang lalu, waktu pemilihan ketua panitia natal dan tahun baru.


Rapat memang menjadi bagian rutin dari suatu organisasi. Rapat sebagai wadah dalam pengambilan keputusan. Rapat digunakan membahas hal hal yang menyangkut kepentingan orang banyak, serta hal yang berkaitan dengan anggotanya. Menyelenggarakan rapat ada seninya juga, mengingat jika rapat tidak dikelola dengan baik maka akan didapati kesan yang tidak baik, misalnya agenda rapat yg tidak jelas atau rapat yang molor, diskusi yang ngalor ngidul, pembahasan yang tidak fokus, kesimpulan rapat yang tidak jelas, dll. Kesan negatif atas pelaksanaan rapat dalam sebuah organisasi atau perusahaan atau kepanitiaan, perlu kita hindari. Untuk itu, penyelenggara rapat harus mempunyai ketrampilan dan kemampuan dalam mengelola rapat. sebagai peserta pun, harus dapat menjadi peserta yang baik, tidak mendominasi. 


Rapat MPH kali ini diikuti juga oleh rekan rekan muda, sehingga suasana rapat menjadi hangat dan aktif serta diselingi dengan candaan. Perbedaan cara pandang dan pendapat antar peserta merupakan hal yang biasa. Semuanya saling melengkapi. Saya lebih banyak mendengar dan menyimak apa yang disampaikan oleh peserta rapat. Rapat yang dimulai pukul 12.30 tersebut berakhir hingga hampir pukul 16.00 WIB. Terdapat beberapa kali adu pendapat yang cukup alot. Salah satunya yaitu pada saat pembahasan mengenai kegiatan bidang Kategorial. Ibu Hambit muncul dengan gagasan baru yaitu agar anak anak remaja memiliki kegiatan yang dipisahkan dari kegiatan Pemuda.

Sebagaimana diketahui bahwa di GKE terdapat nama bidang kategorial Seksi Pelayanan Remaja dan Pemuda (SPRP untuk tingkat Jemaat dan KPRP untuk tingkat Resort/Cares).


Menurut pengamatan Ibu Hambit (salah satu peserta rapat, yang juga penatua dan Anggota MPH), kegiatan SPRP Jemaat GKE DKI Jakarta selama ini lebih terfokus hanya bagi para pemuda/i, sedangkan anak remaja tidak terlayani dengan semestinya. Pendapat inipun disanggah oleh Ketua SPRP. disampaikan bahwa SPRP mengadakan kegiatan bagi semua anggotanya, baik remaja maupun pemuda. Cuma memang, remaja dianggap tidak cukup aktif dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan.  


Ibu Hambit keukeuh, agar ada kegiatan khusus atau pembimbingan khusus bagi para remaja. Jangan sampai anak remaja yang ada, tidak terlayani dengan baik. Bagi saya, apa yang disampaikan oleh Ibu Hambit tersebut, dapat dipahami bahwa ada benarnya. Namun hal yang mencengangkan saya adalah pada begitu ngototnya Ibu Hambit dengan usulannya. Sendirian mempertahankan pendapatnya. Saya sendiri tidak tahu darimana dia mendapatkan keberaniannya untuk berargumentasi dengan peserta yang lain, yang cenderung kurang setuju dengan pemikirannya. 


Ada banyak alasan orang yang tidak setuju dengan pendapatnya, misalnya siapa yang akan mengkoordinir kegiatannya, siapa siapa saja anak remaja yang memerlukan pembinaan, apa kegiatannya, darimana dananya, dll. Yang intinya, menyimpulkan bahwa usulan Hambit bagus tapi jangan sekarang. tahun depan saja atau nanti nanti saja. namun Ibu Hambit tetap ngotot agar anak remaja GKE DKI Jakarta harus dibina, dirangkul dan potensinya dikembangkan. sebagai orang tua yang memiliki anak remaja, jujur...., saya merasa tersentuh dengan apa yang dilakukan Ibu Hambit. 


Menurut sosok yang pernah mengenyam pendidikan di IKIP/Universitas Negeri Jakarta tersebut, masa remaja adalah masa pembentukan. masa remaja juga adalah masa yang berat, masa masa dimana memerlukan pembinaan dan pembimbingan yang betul betul serius. jangan asal asalan. Jangan sampai masa remaja terlewatkan begitu saja. Tidak diisi dengan dasar dasar Firman Tuhan. Jangan sampai momentum masa remaja menjadi hilang. Masa remaja harus diisi dengan kenangan, memori yang baik dan positif. Masa remaja adalah masa yang rawan. Anak remaja mudah terjerumus pada hal hal yang negatif. Anak remaja dalam tahap yang labil. lagi, menurut Ibu Hambit, Gereja harus berperan aktif dalam memberikan fondasi yang kuat bagi para remaja. Pada saat yang sama, gereja juga harus memberdayakan, mengembangkan potensi para remaja yang ada. Anak remaja harus bertumbuh, baik secara karakter maupun ketrampilan. Jika anak remaja dibina dengan baik, maka akan tumbuh menjadi berkat. Menjadi alat Tuhan. Alat untuk kemuliaan Tuhan.


Di sisi lain, menurut pengamatan Ibu Hambit, pembinaan anak remaja tidak bisa digabung dengan anak anak sekolah minggu. Anak sekolah minggu yang rata-rata masih balita. Anak remaja sudah 12 tahun ke atas. Materi ajar anak remaja, berbeda dengan materi ajar anak sekolah minggu. Makanan rohani yang berbeda. Pendekatan dan metode pengajarannya juga berbeda. Gereja harus muncul dan membimbing agar anak remaja dapat bertumbuh, dan menjadi anak remaja yang bisa bergaul dengan baik, sopan, aktif, kreatif dan produktif. Gereja harus menyediakan fasilitas dan komunitas yang baik bagi para remaja yang ada. Gereja harus dapat memberikan makanan rohani yang cukup. Gereja tidak boleh mengabaikan keberadaan anak remaja. Gereja harus menjadi lingkungan terbaik bagi remaja untuk belajar perilaku yang baik. Semua warga gereja harus menjadi role model yang baik bagi para remaja.


Saat ngobrol dengan Ibu Hambit, dia menceritakan/memberikan kesaksian bahwa dirinya banyak dibentuk saat masa remaja, dan baginya masa remaja itu tidak boleh di sia-siakan dan tantangan anak remaja saat ini lebih kompleks. untuk menghasilkan warga gereja yang berakar,bertumbuh dan berbuah, maka mau tidak mau pelayanan bagi remaja harus diperhatikan. Tidak hanya diperhatikan tapi menjadi bagian dari program tahunan Jemaat. pungkas Ibu Hambit. 




Pada rapat tersebut, disepakati bahwa Ibu Hambit ditunjuk untuk menjadi koordinator program remaja tahun 2023. 


Lagi-lagi Ibu Hambit membuat saya terkagum dengan kepeduliannya. Dan sebenarnya, kepeduliannya tidak hanya pada anak remaja, tapi semua bidang kategorial dan pelayanan yang ada di GKE DKI Jakarta, termasuk pada Pelayana Pemuda/i, Bapak Bapak, terlebih lebih pada pelayanan SPPer. 


Rapat siang itu ditutup oleh doa yang disampaikan oleh Ibu Hambit. Dalam doa yang panjatkan, memohon kepada Tuhan agar memberikan hati yang mau melayani dan menganggap hari hari yang ada sebagai kesempatan terakhir dalam hidup dan waktu yang ada harus dimanfaat dengan sebaik baiknya untuk kemuliaan Tuhan, dengan berbuat baik kepada sesama.


Amen buat doa yang dipanjatkan oleh Ibu Hambit.

Tuhan Yesus memberkati.


Ditulis oleh Edi Kahayanto

Read more...

Friday, 3 February 2023

KOORDINATOR PELAYANAN DIAKONIA JEMAAT GKE DKI JAKARTA

0 comments


 

Tidak terasa, sudah hampir setahun, Sejak 6 Maret 2022, Jemaat GKE DKI Jakarta melaksanakan ibadah minggu di Aula Antiokhia. Aula yang beralamat di Jalan Dewi Sartika tersebut memang merupakan aula serba guna. milik GKE.

Di aula yang berkapasitas kurang lebih 100 orang itulah warga GKE DKI Jakarta melaksanakan kegiatan Ibadah Minggu, tiap minggu pukul 09.30 WIB. 


Setiap minggu, kami yang berdomisili di wilayah Bojong Gede, datang ke aula tersebut. Kebaktian dan sekaligus bertemu dengan rekan rekan jemaat GKE DKI. Salah satu pandangan yang rutin terlihat saat masuk ke aula tersebut, minggu pagi, adalah melihat ibu-ibu SPPer merapikan meja tempat makanan / gelas kopi. Ada yang merapikan kursi. Ada yang menata gelas. Ada yang memasang taplak meja. Ada yang menyiapkan amplop persembahan. Ada yang mengangkat air, dan kesibukan kesibukan lainnya. Diantara para ibu ibu tersebut, ada seorang Ibu yang kerap sibuk mengangkat air galon. baik dari dalam mobilnya ke aula, ataupun dari dapur ke atas meja (tpt meletakkan pemanas air). Beliau tidak lain dan tidak bukan adalah Ibu Dkn Putir Pandan Wangi.  Tidak banyak ibu-ibu yang seperti beliau ini - mungkin satu satunya di GKE DKI Jakarta - yang tidak segan segan mengangkat air galon / membeli air dan diangkat sendiri dari mobilnya ke aula.


Sosok yang cekatan ini, dipercayakan oleh jemaat untuk menjadi koordinator pelayanan diakonia dan perkunjungan doa. Posisi tersebut sangat tepat dan cocok untuknya. selain memiliki ketrampilan yang baik dalam membawa mobil, beliau juga adalah orang yang cekatan serta paham mengenai daerah di Jakarta. Ketulusan hatinya dalam memberikan pelayanan tidak diragukan lagi. Ibu yang memiliki satu putra ini, memang jarang sekali terlihat ngobrol atau santai. selalu ada saja yang dilakukan. Entah merapikan meja, entah menyusun gelas ataupun mengawasi makanan di atas meja. (biasanya makanan sudah disiapkan saat jemaat ibadah dan makanan yang sudah disiapkan tersebut harus dijaga, karena ada kucing, yang bisa mengganggu makanan tersebut, sehingga perlu diawasi). 


Selain pandai masak, ibu anggota paduan suara ini juga memiliki suara yang lantang. apalagi saat bertugas untuk membaca alkitab pada Ibadah Minggu. Suaranya benar-benar berwibawa. sungguh, talenta yang dipergunakan untuk kemuliaan Tuhan.

Sebagai koordinator bidang diakonia, Ibu Putir memiliki jadwal yang kunjungan yang rutin, baik yang spontan maupun yang terencana. Ibu Putir juga memiliki data warga jemaat GKE yang telah memasuki usia indah. Selain dalam rangka perayaan hari besar gerejawi, seperti Paskah, ataupun natal, kegiatan kunjungan pun dilakukan apabila ada warga jemaat yang sakit. 


Keaktifan Ibu Putir dalam pelayanan di jemaat GKE DKI Jakarta perlu didukung dan diapresiasi, terlebih lebih diikuti. Bagi kami, salah satu ciri kinerja Ibu Putir yang patut diteladani adalah sedikit bicara banyak kerja. Benar benar suatu contoh Kesungguhan dalam melayani.


Tuhan Yesus memberkati dan menyertai pelayanan kita semua. Amen. 


Read more...