Pages

BERSAKSI, BERSEKUTU, MELAYANI

BERSAKSI, BERSEKUTU, MELAYANI

Banner 468 x 60px

 

Sunday, 22 January 2023

MENGENAL SALAH SATU PEREMPUAN GKE DKI JAKARTA

0 comments
Sejak Minggu, 6 Maret 2022, Ibadah Minggu Jemaat GKE DKI Jakarta dilaksanakan secara hybrid di Aula Antiokhia. Awalnya, bangunan Aula Antiokhia adalah sebuah bangunan tua dan oleh warga jemaat GKE DKI Jakarta dikenal dengan nama Mess Cawang. Bangunan tersebut, pada masa pandemi covid19, telah direnovasi, kemudian diberi nama Aula Antiokhia. Di aula yang beralamat di Jalan Dewi Sartika nomor 136 itulah, jemaat GKE DKI Jakarta berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas; rapat, ibadah, dll.

Bagi warga GKE yang ingin beribadah di Jemaat GKE DKI Jakarta, dapat datang langsung ke Aula Antiokhia atau dapat mengikuti Ibadah secara online melalui channel Youtube GKE DKI Jakarta. Ibadah Minggu dilaksanakan setiap hari Minggu pukul 09.30 WIB. Terdapat 3 pendeta pelayanan yaitu Pdt Edi Liverda M.Si-Teol, (sebagai Ketua Jemaat), Pdt Ina Sisani S.Sn, dan Pdt Pastria Ekatara, S.Th.

Sebagaimana kegiatan pelayanan di Jemaat Gereja Kalimantan Evangelis pada umumnya, Jemaat GKE DKI Jakarta juga memiliki pelayanan kategorial, yaitu Seksi Pelayanan Perempuan (SPPer), Seksi Pelayanan Bapak Bapak (SPB), Seksi Pelayanan Pemuda dan Remaja (SPRP) dan Seksi Pelayanan Anak (SPA). Selain Bidang Kategorial, terdapat juga pelayanan diakonia/perkunjungan dan doa, dan kegiatan kegiatan lainnya, seperti perayaan Hari Hari Besar Gerejawi, Kegiatan pembekalan bagi penatua/diakon, kegiatan paduan suara, dan kegiatan kegiatan lain seperti latihan persiapan untuk Ibadah Minggu. Hampir semua kegiatan pelayanan tersebut didominasi oleh kaum perempuan. Peranan kaum ibu-ibu dalam "menghidupkan" kegiatan pelayanan di Jemaat GKE DKI Jakarta patut diacungi jempol. Baru baru ini, kegiatan yang dilaksanakan oleh GKE DKI Jakarta yaitu Kunjungan Diakonia, Partisipasi pada Natal Jemaat GKE Yogyakarta, dan Pelaksanaan perayaan Tahun Baru Jemaat. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut mendapat dukungan yang besar dari kaum perempuan GKE DKI Jakarta. Sebut saja misalnya pada kegiatan partisipasi Perayaan Natal di GKE Yogyakarta, perwakilan Jemaat GKE Jakarta yang hadir pada acara tersebut didominasi oleh para ibu-ibu. Pada kegiatan perkunjungan diakonia pun, didominasi oleh perempuan. Perayaan tahun baru yang dilaksanakan pada 21 Januari pun, terselenggara dengan baik, atas dukungan dan kerja keras kaum ibu ibu. Tentu saja, andil para pemuda dan bapak bapak, juga tidak sedikit pada acara tersebut.

Kegiatan Perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023,  diketuai oleh kaum perempuan, Ibu Indri Mahar, dengan wakil ketua yaitu Ibu Hambit Maseh. 


Tampak bahwa kontribusi kaum ibu ibu sangatlah besar dalam menggerakkan roda pelayanan di Jemaat GKE DKI Jakarta. Mirip seperti pada cerita di injil dan juga pada pelayanan jemaat mula mula.

Salah satu sosok perempuan yang sangat aktif di Jemaat GKE DKI Jakarta yaitu Ibu Hambit Maseh. Beliau adalah seorang pelayan. Seorang penatua. Sosok teladan. Rendah hati. Enerjik. Supel dan suka berbagi.

Profesi sehari-hari sebagai seorang notaris, tentu saja membuatnya sangat sibuk. Namun kesibukan itu, tidak menyurutkan keinginannya untuk melayani bersama di Jemaat GKE DKI Jakarta. 

Ibu Hambit juga aktif dalam penginjilan. Banyak orang yang diajak untuk bertumbuh dan melayani bersama di Jemaat GKE DKI Jakarta. Ada Bpk Efendi Saprin, ibu Pnt Conny Wantalangi, ada Bpk Sudirman dan keluarga, ada Dkn Violina Subanu, dan juga Rita Manik, serta beberapa anak muda yang telah menjadi jemaat di GKE DKI. Ibu Hambit juga menjadi koordinator Program Baca Alkitab, 3 Pasal setiap hari. Dan tahun ini telah memasuki bacaan putaran yang ketiga. (Kitab Kejadian hingga Wahyu).

Terlahir di keluarga yang berkecukupan dan terbiasa untuk berbagi, telah membentuk Ibu Hambit menjadi orang yang suka membantu orang lain. Tidak bisa melihat orang lain dalam kesusahan. Saya masih ingat beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada pertengahan tahun 2021 di saat banyak orang terpapar covid19, ada beberapa rekan kami yang juga positif covid19 dan harus dilarikan ke rumah sakit. Saat itu, selain mobilisasi yang sulit karena penerapan physical & social distancing, juga sulit karena kelangkaan oksigen tabung. Sebagaimana diketahui, orang yang terpapar c19 mengakibatkan tingkat saturasi oksigen dalam darah menjadi menurun. Sangat berbahaya.  Kebutuhan oksigen tabung menjadi meningkat dan sulit dicari. Ada dijual, namun dengan harga yang sangat mahal. Salah satu rekan kami yang terpapar covid19 dan harus diisolasi di rumah sakit yaitu Pak Baren. Saat itu Pak Baren memiliki 3 anak balita. Dengan masuknya Pak Baren ke rumah sakit, otomatis istri Pak Baren/Ibu Kharisma menjadi sangat sibuk serta membuat kesehatannya menurun. Di saat kondisi yang sulit tersebut, Ibu Hambit memberikan bantuan, membawa salah satu balita untuk diasuh di rumahnya. Naluri keibuan yang dimilikinya dengan mudah membuat si balita merasa nyaman dan tidak rewel bersamanya.

Selain pandai dalam membaca indah Alkitab, Ibu Hambit juga berbakat dalam seni peran. Bakatnya juga dipersembahkan untuk pelayanan. Misalnya tampil dalam drama, lenong, maupun membaca puisi.

Bu Hambit juga mempraktekkan kehidupan berjemaat sebagai sebuah keluarga Allah. Tidak membeda bedakan dalam bergaul. Cocok dengan semua orang. Mudah bergaul. Yang kecil dianggapnya sebagai anaknya, yang lebih muda dianggapnya adik, dan yg lebih tua dianggapnya kaka. Semua dikasihinya dengan tulus.
Satu hal yang dia takutkan adalah kesombongan. Menurutnya, jika tidak menjaga  hati, waspada, orang yang lama terlibat di dalam pelayanan bisa jatuh dalam kesombongan rohani. Itu yang beliau takutkan. Menurutnya, salah satu ciri kedewasaan dalam mengikut Tuhan adalah memiliki kerendahan hati. Sesuatu yang tidak mudah.

Keinginannya untuk bertumbuh dalam Tuhan begitu kuat. Selain rutin membaca dan merenungkan FT, Ibu Hambit juga aktif dalam mengikuti kegiatan pemuridan.


Ibu Hambit telah menjadi sosok penggerak dalam pelayanan di Jemaat GKE DKI Jakarta bersama dengan pelayan lainnya. Kehadirannya selalu dirindukan. Membuat hati orang tersentuh dengan kebiasaannya yang suka memberi.
Kebahagiaannya terletak dalam melihat orang lain bahagia.

Ibu Hambit benar benar mempraktekkan Amsal 3:27. Diyakini bahwa kebiasaannya untuk berbagi tersebut adalah respon dan ungkapan syukurnya atas berkat, cinta kasih, kemurahan dan penyertaan Tuhan di dalam hidupnya. Sungguh. Bagi kami, Ibu Hambit merupakan sosok teladan.
Saya pribadi selalu mengingatkan anak anak  saya, agar jangan pernah melupakan kebaikan Ibu Hambit. Saya bilang ke anak-anak saya, agar jangan pernah menolak kalau ada anak cucu/keturunan Indu Lawit minta tolong. 

Penulis bersama Perempuan GKE DKI (Ibu Hambit, Ibu Christien dan Ibu Dewi T. Sari)


Bila jemaat gereja di Kengkrea (Roma 16:1-2) mereka memiliki sosok Febe, sosok pribadi yang murah hati, suka membantu orang lain,  maka di Jemaat GKE DKI Jakarta, kita mempunyai seorang Ibu Hambit.

---------------------
 

KLIK TULISAN BERIKUT Puisi Natal oleh Ibu Hambit, Ibu Christien, Ibu Dewi  https://youtu.be/UvcyyXhh9xw

Soli Deo Gloria. Segala kemuliaan hanya bagi Allah.

---

Penulis: Edi Kahayanto






 

0 comments:

Post a Comment