Pages

BERSAKSI, BERSEKUTU, MELAYANI

BERSAKSI, BERSEKUTU, MELAYANI

Banner 468 x 60px

 

Tuesday, 28 November 2017

Dokumentasi Kegiatan Rapat Panitia Pembangunan Gereja GKE DKI Jakarta

0 comments
Minggu, 26 November 2017.

Panitia Pembangunan Gereja GKE DKI Jakarta menyelenggarakan Rapat Perdana yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Majelis Sinode GKE, Bapak Dr. Wardinan S. Lidim, M.Th.

Berikut beberapa foto kegiatan dimaksud.

Undangan Ibadah
 
Konsumsi Rapat

 

Berfose menjelang Ibadah

 Berfose menjelang Ibadah

Ibu Pdt Ina Sisani (liturgos) berkoordinasi dengan Pdt Dr. Wardinan S. Lidim 
Anak-anak Sekolah Minggu

Bergaya sebelum tampil


Penampilan Seksi Pelayanan Perempuan 
GKE DKI Jakarta
(gerak dan lagu rohani bahasa Betawi Tanjidor Surge)

Penyampaian Firman Tuhan oleh Pdt Dr. Wardinan S. Lidim



 Para Pendeta Ketua Resort GKE menyanyikan lagu "Hidup Ini Adalah Kesempatan"


 Foto setelah Ibadah


Ibu-Ibu Seksi Pelayanan Perempuan

 Rapat panitia Natal

 Rapat dipimpin oleh Pdt Dr. Wardinan S. Lidim M.Th
 Pemaparan oleh Saudara Fredi Phaing terkait desain Gereja
 Paparan
 Presentasi oleh Pak Benny terkait hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan gereja di DKI Jakarta
 Paparan dari RayWhite Jakarta Pusat terkait sebuah gedung di Jakarta Pusat


 Foto bersama setelah Rapat Bersama

Panitia Pembangunan tengah berfose dari atas salah satu gedung di daerah Cikini, Jakarta Pusat

Catatan:
Rapat perdana panitia pembangunan Gereja GKE DKI Jakarta tersebut dihadiri oleh sekitar 115 orang peserta. Sebagian besar peserta datang dari Kalimantan, yaitu para Ketua Resort GKE dan Para Pejabat Daerah. 

Acara rapat juga diisi dengan pengumpulan Janji Iman untuk pembangunan Gereja GKE DKI Jakarta. Janji Iman yang terkumpul pada rapat tersebut hampir mencapai 2 Miliar.

Keputusan sementara, Gereja GKE DKI Jakarta adalah dengan membeli gedung yang sudah ada, serta mempunyai perijinan. Hal tersebut dengan mempertimbangkan bahwa Jemaat GKE DKI Jakarta sebaiknya mempunyai gedung gereja sendiri, sehingga tidak perlu menyewa untuk tempat beribadah.

Sebelum diputuskan untuk melakukan pembelian, Panitia Pembangunan di Jakarta akan melakukan kajian terkait salah satu gedung yang ada di Jakarta Pusat. Hasil kajian tersebut akan disampaikan Ketua Panitia Pembangunan, Bpk Dr. Ir. Willy M. Yoseph.

Kedepan, Panitia Pembangunan akan melakukan pertemuan-pertemuan dengan para Ketua Resort guna mensosialisasikan rencana pembangunan gereja tersebut. 

Ketua Umum MS GKE juga menugaskan kepada para Ketua Resort untuk mensosialisasikan rencana tersebut serta membantu panitia Pembangunan dalam penggalangan dana. 

Diperkirakan, Dana yang diperlukan untuk pembelian / pembangunan gedung tempat ibadah berkisar antara 40 hingga 50 Miliar.



 

 
Read more...

Sunday, 5 November 2017

Renungan / Khotbah Ibadah Minggu di Gereja GKE DKI Jakarta

0 comments
Syalom,

Bagi saudara/i yang ingin membaca ringkasan khotbah Ibadah Hari Minggu GKE DKI Jakarta, silahkan klik link dibawah ini.




Khotbah pada Ibadah Minggu, 5 November 2017

Khotbah pada Ibadah Minggu 29 Oktober 2017

Khotbah pada Ibadah Minggu, 17 September 2017


Tuhan Yesus Memberkati kita semua...Amin
Read more...

Saturday, 4 November 2017

KHOTBAH MINGGU, 05 NOPEMBER 2017

0 comments

KHOTBAH MINGGU, 05 NOPEMBER 2017

GEREJA GKE DKI JAKARTA

LUKAS 6 : 46 – 49



“KELUARGA  BIJAKSANA PEMBAWA BERKAT”

Oleh : Pdt. Edy Liverda, M.Si-Teol



PENGANTAR

Realitas atau konteks kita

Kita sangat  bersyukur bahwa perjalanan kehidupan bergereja kita di DKI Jakarta sampai hari ini dapat berjalan dengan baik.  Saat yang paling sulit adalah bagaimana kita membangun dasar.  Inilah yang disebut dengan membangun sistem atau dalam istilah yang lain, yaitu meletakkan pondasi.  Pondasi itu dibangun, bukan saja agar memastikan semuanya berjalan baik-baik saja, tetapi apakah semua orang bisa mengambil perannya di sana,  bisa bekerja sama atau apakah yang dikerjakan bersama itu mempunya tujuan yang sama atau tidak.  Jika saja pondasi ini dapat kita bangun lebih awal dan lebih baik, maka perjalanan kehidupan organisasi itu dapat dipastikan berjalan dengan baik pula, jika tidak maka dapat dipastikan organisasi itu akan menjadi semacam istana pasir. Indah dan menawan, tetapi rapuh seperti tubuh tidak bernyawa.

membangun  DASAR

KITA HARUS MAMPU MEMASTIKAN SEMUA ITU BISA BERJALAN DENGAN BAIK - ADA KERJA SAMA YANG BAIK - ADA TUJUAN YANG SAMA YANG MAU DI CAPAI. ITULAH YANG DIMAKSUDKAN DENGAN MEMBANGUN SISTEM





AKTUALISASI TEKS

Membangun rumah tangga yang bijaksana



Ada beberapa hal yang harus kita telusuri lebih awal, yaitu pernyataan dengan kata “bijaksana’ dan “bodoh”. Kata ini memang bukan tanpa alasan dimunculkan atau dipakai, namun sesungguhnya kata ini memperlihatkan hal yang lebih mendalam yang berhubungan dengan teks tersebut. Kata bodoh dan kata bijaksana dipertentangkan secara ekstrim, terutama sekali dalam hal tindakan. Dan dari tindakan itu akan berakibat fatal sekali. Kita bisa saja terjebak melakukan kebodohan-kebodohan. Dalam teks ini, baik orang pertama dan orang kedua, sama-sama melakukan sesuatu. Sama-sama berkeinginan membuat rumah, sama-sama melakukan pekerjaan (ada aktifitas), namun hasil akhirnya yang berbeda. Melalui ayat-ayat ini, Yesus justru ingin memperlihatkan hasil akhirnya yang berbeda itu. Orang pertama mendirikan rumah di atas batu dan orang yang kedua mendirikan rumah di atas pasir. Kelihatan remeh dan sepele, lalu dimana perbedaan itu terjadi :

Pertama pada komitmen, Nats ini merupakan rangkaian Khotbah di Bukit, dan intinya dari khotbah di bukit adalah bagaimana kita dapat hidup dalam“norma-norma Kerajaan Allah” – atau hidup dalam “norma Kasih”.Kalau kita melakukannya berdasarkan kasih, maka kita hidup akan dikendalikan oleh nilai-nilai. Nilai-nilai itulah yang memperlihatkan kita sesungguhnya. Nilai itu seperti yang dikatakan rasul Paulus dalam 1 Korintus 13 : 6, yaitu kasih. Kasih tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Hidup dalam kasih berarti mengejar arti, bukan gengsi. Berjuang demi kebenaran, bukan kebesaran. Obsesinya bukan memperoleh, tetapi hidup berbagi. Bukan mencari berkat, tetapi menjadi berkat. Kerinduannya bukan bagaimana agar memperoleh sebanyak mungkin, tetapi bagaimana menjadi sebaik mungkin.

Kedua pada proses, Proses biasanya selalu berhubungan dengan tujuan atau hasil akhir. Banyak kita tidak menghargai proses, tidak mau berjuang dalam proses, tetapi sangat berharap agar hasil akhirnya bagus dan hebat. Setiap orang yang disebut bijaksana adalah orang yang mampu mengolah dan menata tantangan menjadi peluang (berkat). Orang yang bijaksana, misalnya mampu mengolah tanah yang keras menjadi batu bata. Artinya menghargai perjuangan hidup berarti mengharga hidup itu sendiri. Bagaimana kita bisa tampil bagus menjadi song leaders, tetapi malas latihan. Bagaimana kita bisa mampu menhayati Firman Tuhan, Alkitab saja malas membaca.

Mengutip Eka Darma Putera (1 Korintus 13 ; 6) : kasih tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Hidup dalam kasih berarti mengejar arti, bukan gengsi. Berjuang demi kebenran, bukan kebesaran. Obsesinya bukan memperoleh, tetapi hidup  berbagi. Bukan mencari berkat, tetapi menjadi berkat. Kerinduannya bukan bagaimana agar memperoleh sebanyak mungkin, tetapi bagaimana menjadi



Bila kita berbicara tentang keluarga yang bijaksana berarti menjadi keluarga yang berjuang. Berjuang bersama dalam komitmen bersama, yang melandaskan kehidupan keluarga itu dalam kasih. Walaupun berjauhan tempat tinggal, misalnya orang tua di Kalimantan dan anak-anak sekolah di pulau Jawa, kalau kasih yang melandasi, maka tetap saja keluarga itu menjadi berkat.

Berjuang bersama dalam proses yang dilandaskan KASIH itu bisa saja dalam bentuk yang sangat sederhana, misalnya saling menopang dalam doa. Jangan orang tua sibuk dengan pekerjaannya saja sampai tidak sempat berdoa untuk anak-anak. Atau anak-anak jangan karena merasa sibuk kuliah, sampai tidak sempat berdoa untuk ayah dan ibu dan saudara/i yang jauh.

Marilah sebagai keluarga, jemaat dan pribadi memilih menjadi orang yang bijaksana dan hidup menjadi berkat. Amin






Read more...